A.
Perolehannya
Penggunaan tanaman sebagai obat
tradisional (herbal) telah lama dilakukan, sejak adanya manusia di bumi. Ramuan
tradisional merupakan budaya tradisi pengobatan dengan tumbuhan yang bermanfaat
untuk kesehatan yang telah diturunkan secara turun-temurun dari nenek moyang
suatu suku bangsa. Ramuan perlu digali kembali dan dilestarikan untuk
kemandirian masyarakat dalam kesehatan. Tanaman obat asli Indonesia perlu
dilestarikan sebagai aset bangsa.
Dengan semakin banyak orang beralih
ke pengobatan tradisional, terlebih penggunaan tanaman obat, penelitian
mengenai tanaman obat pun terus dilakukan. Semakin banyak tanaman yang
deteliti, baik kandungan dan manfaatnya. Selain itu, pengolahan atau
penggunaanya pun tidak terbatas dikonsumsi secara segar, tetapi beberapa
tanaman telah diambil ekstraknya atau diolah menjadi kapsul, krem, salep, dan
sebagainya.
Salah satu jenis tanaman obat yang potensial untuk
dikembangkan yaitu pegagan (Centella asiatica). Tanaman ini pantas
dikembangkan karena banyak manfaatnya. Salah satu manfaatnya yaitu dapat
merangsang syaraf memori sehingga dapat digunakan sebagai pengganti Ginko
biloba yang telah dikenal sebagai perangsang syaraf memori. Keunggulan
pegagan dibandingkan Ginko biloba yaitu tanaman pegagan merupakan
tanaman Indonesia sehingga mudah diperoleh dan dikembangkan, sedangkan bahan
tanaman Ginko biloba perlu diimpor. Dengan demikian, obat-obat yang
digunakan untuk mengatasi kelupaan seseorang akan lebih murah bila menggunakan
bahan pegagan. (Dra.Lucie Widowati, M.Si)
Penelitian mengenai manfaat pegagan sebagai
perangasang syaraf memori telah dilakukan pada tikus. Tikus yang diberi ekstrak
pegagan ternyata setelah 14 hari daya ingatnya 3-60 kali lebih baik
dibandingkan tidak diberi pegagan.
Oleh karena itu, kami tertarik untuk mengidentifikasi
senyawa-senyawa organik yang terdapat pada tanaman pegagan, seperti
identifikasi senyawa alkaloid, senyawa flavonoid, senyawa steroid/terpenoid dan
seidentifikasi saponin sehingga dari sana dapat diketahui khasiat dari tanaman
pegagan tersebut.
Pegagan, mungkin nama asing bagi sebagian orang.
Namun, nama ini tidak asing bagi pengobat tradisional atau masyarakat desa.
Tanaman yang tumbuh liar ini mempunyai banyak manfaat dan kegunaan.
Tanaman pegagan merupakan tanaman liar yang banyak
tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, maupun kebun. Tanaman ini berasal
dari Asia Tropik, tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, India, Cina,
Jepang, dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Oleh
karenanya, pegagan mudah dijumpai dan mudah tumbuh di berbagai tempat di
Indonesia.
Sejak zaman Sansekerta, pegagan telah digunakan untuk
obat kulit, gangguan syaraf, dan memperbaiki peredaran darah. Di Jawa Barat,
pegagan banyak tumbuh di perkebunan atau di pekarangan. Masyarakat Jawa Barat
mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman lalap. Di perkebunan sendiri
pegagan digunakan sebagai penutup tanah.
(Endah Lasmadiwati : 2003)
Di Indonesia, penyebaran pegagan sangat luas, terbukti
dari banyaknya nama yang melekat pada tanaman ini. Penamaan tersebut tentu
sesuai dengan daerahnya. Namun, dalam kalangan ilmiah pegagan mempunyai nama Centella
asiatica dengan susunan klasifikasi sebagai berikut.
Divisi :
Spermatophyta
Sub-divisi :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledonae
Ordo :
Umbillales
Famili :
Umbilliferae (Apiaceae)
Genus :
Centella
Spesie :
Centella asiatica (L.) Urban, Hydrocotyle asiatica Linn.
Nama umum :
pegagan, daun kaki kuda, antanan
Nama daerah :
pegaga (Aceh); pegago (Minangkabau)
;daun kaki kuda (Melayu)
; pegagan (Jakarta)
; antanan gede, antanan rambat
(Sunda)
; gagan-gagan, gangganan, kerok
batok, panegowang, rending, calingan rambat (Jawa)
; kos tekosan, gan gagan
(Madura)
; taidah (Bali); belele
(Sasak, Nusa Tenggara)
; kelai lere (Sawo, Nusa
Tenggara)
; wisu-wisu, pegaga (Makassar)
; daun tungke-tungke, cipubalawo (Bugis)
; hisu-hisu (Aselayar,
Sulawesi)
; sarowati, kori-kori (Halmahera)
; kolotidi manora (Ternate)
; dogauke, gogauke, sandanan (Irian).
Nama asing : broken copper coin, button
grass, small-leaved horsehoof grass, Indian pennywort, asya stasi, brahmi,
marsh penny, white rot, buabok (Inggris); indische waternavel,
paardevoet (Belanda)
; gotu kola (India)
; ji xue cao (Cina)
Nama simplisia :
Centella Herba (herba pegagan).
(http//enprint.undip.ac.id)
Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh
menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan
lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah.
Pegagan merah dikenal juga dengan
antanan kebun atau antanan batu karena banyak tumbuh di daerah bebatuan,
kering, dan terbuka. Pegagan tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak
mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek).
Stolon, batang yang menjalar di
dalam tanah, berwarna agak kemerahan sehingga pegagan ini dikenal sebagai
pegagan merah. Setiap buku mempunyai banyak percabangan, 3-4 percabangan.
Daun tumbuh dari setiap buku berupa
daun tunggal secara roset. Terdapat 2-10 daun di setiap buku. Tangkai daun
mempunyai panjang 5-15 cm, warna hijau muda. Helaian daun berbentuk seperti
ginjal, tapi berombak bergerigi, berwarna hijau kekuningan, diameter 1-7 cm.
Permukaan kadang berambut, kaku, dan kasar. Tulang daun menjari.
Akar keluar di setiap buku sehingga
setiap buku dapat dipotong untuk perbanyakan tanaman. Akar pegagan merupakan
akar tunggang, berwarna putih, panjang sekitar 10 cm.
Bunga muncul di ketiak daun, dapat
berupa bunga payung dengan warna putih atau kemerahan. Tangkai bunga pendek.
Buah berupa buah buni, bentuknya lonjong atau pipih, berwarna hijau lalu
menjadi cokelat, tumbuh menggantung, berukuran kecil atau panjangnya 2-2,5 mm.
Buah berbau agak harum, tetapi rasanya pahit.
Pegagan hijau banyak dijumpai di
sawah atau di sela-sela rumput. Tempat yang disukai yaitu tempat agak lembab
dan terbuka atau agak ternaungi. Disebut juga pegagan hijau karena stolonnya
berwarna hijau, sedangkan disebut antanan sawah karena banyak dijumpai di
sawah. Pegagan hijau berukuran lebih panjang, sekitar 10-15 cm. Helaian daun
juga berbentuk ginjal, tapi bergerigi, berwarna hijau tua (hijau segar).
Permukaan daun terasa lebih lemas dan tipis dibandingkan daun pegagan merah.
Pegagan ini dapat digunakan sebagai
penghias kolam karena dapat hidup di air selain sosoknya yang cukup menarik.
Sosoknya besar, daun berbentuk bulat dengan tangkai daun di bagian tengah.
Permukaan helaian daun licin. Tepi daun bergelombang. Pegagan ini juga mempunyai
stolon yang panjang dan di setiap buku tumbuh akar dan daun.
Sosoknya mirip pegagan hijau, hanya
bentuk helaian daunnya hampir bulat dengan kedua ujung yang tumpang tindih.
Permukaan daun agak bergelombang. Bunganya berwarna ungu dan berukuran cukup
besar sehingga menarik untuk dijadikan tanaman hias Oleh karena itu, tanaman
ini disebut antanan kembang. Tanaman ini dapat digunakan untuk ramuan obat mata
bengkak, radang paru-paru, rematik, dan kencing terganggu.
Sekilas, patikim mirip dengan
pegagan merah. Namun, bila diamati, patikim mempunyai daun yang lebih kecil dan
bentuknya hampir bulat serta tepi daun berlekuk. Tangkai daun pendek, sekitar
5-10 cm, sehingga tampak menutupi tanah. Beberapa penyakit yang dapat
disembuhkan dengan ramuan ini yaitu kudis, asma, batuk, dan kencing kurang
lancer.
Di sebut antanan gunung karena hanya
hidup di dataran tinggi (pegunungan). Sosok antanan gunung mirip pegagan merah
karena stolon berwarna agak kemerahan. Daunnya merupakan daun majemuk,
berbentuk ginjal. Tumbuh secara menjalar dengan stolon.
(Herminati :
2003)
A.
Kandungannya
Penggunaan pegagan sebagai obat
tradisional telah lama dilakukan. Di Cina, ribuan tahun yang lalu pegagan telah
dimanfaatkan sebagai obat. Berhasilnya pengobatan menggunakan pegagan sebagai
salah satu bahannya disebabkan adanya kandungan senyawa organik dalam pegagan
tersebut.
Pegagan yang simplisianya disebut
Centella Herba mengandung asiaticoside, thankuniside, isonthankuniside,
madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid,
meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine (campuran
dammar dan minyak terbang), tanin, serta garam mineral seperti kalium, natrium,
magnesium, kalsium, dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut
asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat
vellarine yang ada memberikan rasa pahit.
Kandungan triterpenoid pegagan dapat
merevitalisasi pembuluh darah sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar,
memberikan efek menenangkan dan meningkatkan fungsi mental menjadi yang lebih
baik. Asiaticoside berfungsi meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel
kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, jaringan ikat, menstimulasi sel
darah dan sistem imun serta merupakan salah satu jenis antibiotik alami.
Dewasa ini yang dimaksud senyawa
organik bahan alam adalah terbatas pada senyawa-senyawa yang dikenal sebagai
metabolit sekunder. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa-senyawa hasil
metabolisme sekunder, yang tidak terdapat secara merata dalam makhluk hidup,
dan ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Umumnya terdapat pada semua organ
tumbuhan (terutama tumbuhan tinggi), pada akar, kulit batang, daun, bunga, dan
biji, dan sedikit pada hewan.
Pengguanaan tumbuhan sebagai obat berkaitan dengan
kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan tersebut terutama zat bioaktif.
Tanpa adanya suatu senyawa bioaktif dalam tumbuhan, secara umum tumbuhan itu
tidak dapat digunakan sebagai obat. Senyawa bioaktif yang terdapat dalam
tumbuhan biasanya merupakan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
flavonoid, steroid, terpenoid, saponin, dll.
Alkaloid termasuk senyawa organik
bahan alam yang terbesar jumlahnya, baik dari segi jumlah senyawa maupun
sebarannya dalam dunia tumbuhan. Alkaloid menurut Winterstein dan Trier
didefinisikan sebagai senyawa yang bersifat basa, mengandung atom nitrogen
berasal dari tumbuhan dan hewan. Harborne dan Turner (1984) mengungkapkan bahwa
tidak satupun definisi alkaloid yang memuaskan, tetapi umumnya alkaloid adalah
senyawa metabolit sekunder yang bersifat basa, yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen biasanya dalam cincin heterosiklik, dan bersifat aktif biologis
menonjol.
Struktur alkaloid beraneka ragam,
dari yang sederhana sampai rumit, dari efek biologisnya yang menyegarkan tubuh
sampai toksik. Satu contoh yang sederhana, tetapi yang efek faalinya tidak
sedehana adalah nikotina. Nikotin dapat menyebabkan penyakit jantung, tekanan
darah tinggi, dan gangguan terhadap kehamilan dan janin.
Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang
terbanyak terdapat di alam. Senyawa-senyawa ini bertanggung jawab terhadap zat
warna merah, ungu, biru, dan sebagian zat warna kuning dalam tumbuhan. Semua
flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk “flavon” yakni
nama sejenis flavonoid yang terbesar jumlahnya dan juga lazim ditemukan, yang
terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula.
Sebagian besar flavonoid yang terdapat pada tumbuhan
terikat pada molekul gula sebagai glikosida dan dalam bentuk campuran, jarang
sekali dijumpai berupa senyawa tunggal. Di samping itu sering ditemukan
campuran yang terdiri dari flavonoid yang berbeda khas. Misalnya antosianin
dalam mahkota bunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon
atau flavonol yang tak berwarna. Dewasa ini diperkirakan telah berhasil
diisolasi sekitar 3.000 senyawa flavonoid.
Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai 4 fungsi, yaitu:
Sebagai
pigmen warna
Fungsi
fifiologi dan patologi
Aktivitas
farmakologi
Flavonoid
dalam makanan
Aktivitas farmakologi dianggap berasal dari rutin
(glioksida flavonol) yang digunakan untuk menguatkan susunan kapiler,
menurunkan permeabilitas dan fragilitas darah, dll. Gabor, et al menyatakan
bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam-macam
bioaktivitas seperti antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral,
antidiabetes, antidepressant, diuretik, dll.
Senyawa terpen pada awalnya merupakan suatu golongan
senyawa yang hanya terdiri dari atom C dan H, dengan perbandingan 5 : 8 dengan
rumus empiris C5H6 (unit isoprena), yang bergabung
secara head o tail (kepala-ekor). Oleh sebab itu, senyawa terpen lazim
disebut isoprenoid. Terpenoid sama halnya dengan senyawa terpen tapi mengandung
gugus fungsi lain seperti gugus hidroksil, aldehid dan keton. Dewasa ini baik
terpen maupun terpenoid dikelompokkan sebagai senyawa terpenoid (isoprenoid).
Contoh:
Berdasarkan jumlah unit isoprena yang dikandungnya,
senyawa terpenoid dibagi atas:
Monoterpen (
2 unit isoprena)
Seskiterpena
( 3 unit isoprena)
Diterpena (
4 unit isoprena)
Triterpena (
5 unit isoprena)
Tetraterpena
( 8 unit isoprena)
Politerpena
( banyak unit isoprena)
Steroid adalah suatu kelompok senyawa yang mempunyai
kerangka dasar siklopentanaperhidrofenantrena, mempunyai 4 cincin terpadu.
Senyawa-senyawa ini mempunyai efek fisiologis tertentu.
Beberapa steroid penting adalah kolesterol, yaitu
steroid hewani yang terdapat paling meluas dan dijumpai pada hampir semua
jaringan hewan. Batu kandung kemih dan kuning telur adalah suatu steroid.
Hormon janin disebut androgen dan hormon betina esterogen, dan hormon kehamilan
progestin.
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks yaitu
senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu senyawa hidroksil organic yang
apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan non-gula (aglikon).
Saponin ini terdiri dari 2 kelompok: saponin triterpenoid dan saponin steroid.
Saponin banyak digunakan dalam kehidupan manusia,
salah satunya terdapat dalam lerak yang dapat digunakan untuk bahan pencucu
kain (batik) dan sebagai shampoo. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui
metoda ekstraksi.
(Tim Kimia
Organik : 2010)
A.
Khasiatnya
Pegagan berasa manis, bersifat
mendinginkan, berfungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah,
peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan
pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, antibakteri, tonik,
antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi, dan stimulan.
Selain itu juga, pegagan berfungsi meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel
kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan ikat. Saponin yang ada
menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya
keloid).
(Setropeloh : 2009)
Adanya kandungan asiatikosida, riboflavin,
dan niacin membuat pegagan berfungsi sebagai antiinflamasi sehingga dapat
diolah menjadi bahan baku salep untuk mengobati luka. Karena berfungsi sebagai
antibiotik dan antiinflamasi maka pegagan juga berfungsi sebagai antibakteri
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat radang (antiradang).
(http://www.depkes.go.id.index)
Manfaat pegagan lainnya yaitu untuk
pengobatan sariawan mulut (afthae), kusta (lepra), infeksi saluran
kencing, susah kencing, lever bengkak, mata merah bengkak, campak, tekanan darah
tinggi, penyakit kulit, sakit perut (maag), radang usus, batuk, asma dan
bronchitis, peluruh air seni, obat kumur, borok atau luka, ambeien, demam,
sakit kepala, menambah nafsu makan, amandel, cacingan, dan kesemutan. Pegagan
juga meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan
salah urat, meningkatkan daya ingat, mental, dan stamina tubuh serta menurunkan
gejala stress dan depresi.
(Fendi R
Paimin : 2001)
Kebanyakan pegagan dikonsumsi segar,
tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya untuk
dibuat kapsul, atau diolah menjadi krem, salep, obat jerawat, maupun body
lotion. Cara pengolahannya sebagai berikut.
Pegagan
yang telah dipanen dibersihkan dari kotoran dan tanah. Setelah bersih, pegagan
dapat dikonsumsi sebagai lalap maupun direbus, lalu airnya diminum.
Pegagan yang tidak langsung
dimanfaatkan atau digunakan dapat diawetkan dengan cara dikeringkan. Cara
pengeringan sebaiknya dengan diangin-anginkan, jangan di bawah matahari
langsung karena dapat merusak fisik dan kandungan pegagan. Setelah kering,
bahan dapat dikemas atau disimpan dalam plastik.
Pegagan dapat dikeringkan dan dibuat teh sehingga
dapat dikonsumsi setiap hari seperti layaknya minum air teh biasa. Cara
pembuatannya sebagai berikut.
Pegagan yang telah dipanen diambil
daunnya saja, lalu dicuci hingga bersih.
Setelah bersih, daun pegagan
dikering-anginkan, jangan dikeringkan dibawah matahari langsung.
Oven atau sangrai sebentar daun
pegagan yang telah kering.
Untuk menambah aroma, dapat dicampur
dengan melati dan jeruk nipis. Sementara untuk menambah rasa hangat dapat
dicampur dengan jahe. Melati, jeruk nipis, dan potongan jahe dikering-anginkan,
lalu dioven.
(Endah Lasmadiwati : 2002)
Kegunaan dan manfaat pegagan sebenarnya telah
lama diketahui, tetapi pengetahuan tersebut tidak secara optimal disebarluaskan
dan digunakan. Apabila semakin banyak masyarakat mengetahui pegagan dapat
digunakan untuk berbagai manfaat, masyarakat tentu dapat menggunakan secara
optimal dan penggunaan obat kimia dapat dihindari. Seperti diketahui bahwa
pengobatan dengan menggunakan obat kimia memang lebih ampuh, tetapi umumnya
mempunyai efek samping. Berikut beberapa contoh ramuan yang dapat dibuat dari
tanaman pegagan.
Pegagan 2 gram direbus dalam 3 gelas air hingga hanya
tersisa 2 gelas air. Minum 2 kali sehari 1 gelas. Selain itu, dapat pula
mengonsumsi kapsul ekstrak pegagan sebanyak 2x3 kapsul. Minum teh daun pegagan sebanyak
1 sendok teh yang diseduh dalam 1 gelas air mendidih. Lakukan ini setiap hari,
pagi dan sore.
Bahan:
Pegagan segar ½ genggam atau kering
¼ genggam
Wortel ukuran sedang 1 buah
Cara pembuatan:
Parut wortel, tambahkan air rebusan pegagan kering ½ sendok makan. Minum 1 kali
sehari selama 1 bulan.
Bahan:
Pegagan segar 1 genggam atau kering
½ genggam, potong-potong
Temulawak segar 7 iris
Brotowali 2 jari, potong-potong
Air 4 gelas
Cara pembuatan:
Setelah semua bahan dicuci dan dopotong-potong, rebus dalam air dengan api
kecil hingga air menyusut setengahnya. Lalu didihkan sebentar. Setelah dingin,
saring dan minum sehari 3 kali ½ gelas.
Pegagan dikonsumsi sebagai lalap,
boleh setiap makan atau sehari sekali.
Pegagan dilumatkan dan ditempelkan
di bagian yang sakit.
Bahan:
Pegagan segar ½ genggam
Batang brotowali 1 jari
Temulawak sebesar telur ayam
Gula aren atau madu untuk pemanis
Cara pembuatan:
Bahan dicuci hinga bersih lalu dipotong-potong. Rebus bahan tersebut dalam 3
gelas air hingga menjadi 1,5 gelas. Minum air rebusan sehari 3 kali sebanyak ½
gelas. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat digunakan gula aren atau madu.
Bahan:
Pegagan segar 1 genggam
Herba meniran 3 batang
Lengkuas merah 2 jari
Temulawak sebesar telur ayam
Cara pembuatan:
Lengkuas dicuci bersih lalu dimemarkan. Pegagan, meniran, dan lengkuas direbus
dalam 5 gelas air hingga air tersisa 3 gelas. Setelah disaring, air rebusan
diminum 3 kali sebanyak ½ gelas setelah makan. Lakukan pengobatan ini selama 2
minggu. Bila terjadi perubahan yang membaik, ulangi pengobatan 2 minggu
berturut-turut hingga Hb naik dan badan segar. Selain minum ramuan tersebut,
sebaiknya penderita banyak mengonsumsi buah segar dan minum jus wortel serta
menghindari makanan berfermentasi, seperti tape dan durian.
(R. Broto Sudibyo : 2003)
Ambillah tumbuhan pegagan berikut
akarnya sebanyak 5 tanaman. Setelah dibersihkan, potong-potonglah tanaman
ini.Masukkan ke dalam wadah berisi secangkir air panas dan didihkan selama 5
menit. Dinginkan airnya, lalu diminum sedikit demi sedikit. Satu cangkir air
tersebut dihabiskan untuk sehari.
Ambil 240-600 g pegagan segar dan
direbus. Airnya diminum secara rutin.
Ambil tanaman pegagan segar,
lumatkan, dan tempelkan ke bagian yang sakit.
Daun pegagan 20 lembar dan ditambah
3 gelas air, direbus sampai menjadi 3/4-nya. Minum air rebusan 3 kali sehari,
masing-masing 3/4 gelas.
Petiklah 15-30 g pegagan segar,
kunyah hingga lumat. Selain itu, dapat juga direbus dan diminum airnya.
B. Efek Samping
Efek samping konsumsi pegagan
jarang ditemukan efek sampingan setelah mengasup pegagan, akan tetapi ada
beberapa keluhan sebagai berikut: alergi pada kulit dan kulit terasa panas
seperti terbakar (pada pemakaian luar), pusing, perut terasa kurang enak, mual,
sakit kepala, dan rasa mengantuk berat pada pemakaian dosis tinggi.